PATIMPUS.COM - Melalui program Quick Wins dan "Program Genting," Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Utara, Munawar Ibrahim, menargetkan 51.131 anak dan keluarga dengan risiko stunting dapat dijangkau hingga awal tahun 2025.
“Baru dua hari yang lalu kita melakukan pertemuan dengan jajaran Pemerintah Provinsi, dan hari ini kita tindak lanjuti dengan jajaran pemerintah kabupaten/kota di seluruh Sumatera Utara. Harapannya, target 51 ribu anak-anak dan keluarga berisiko stunting dapat tercakup seluruhnya pada akhir tahun ini hingga awal 2025,” ungkap Munawar saat advokasi Gerakan rang tua asuh cgah stunting (Genting) tingkat Provinsi Sumatera utara, Rabu (18/12/2024).
Menurut Munawar, Program Genting yang diterapkan di seluruh kabupaten/kota di Sumatera Utara bertujuan untuk memberikan bantuan langsung kepada anak-anak yang berisiko stunting. Program ini juga mencakup penguatan gizi, pendampingan keluarga, dan intervensi berbasis komunitas dengan melibatkan pemerintah daerah serta mitra strategis.
“Program Genting ini dirancang untuk mencakup seluruh wilayah di Sumatera Utara. Dengan semangat kebersamaan, kita berharap bisa mengatasi permasalahan stunting secara menyeluruh,” tambah Munawar.
Munawar menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan dan Pengembangan Keluarga, serta melibatkan Baznas, organisasi masyarakat, dan sektor swasta. Program ini juga menggunakan pendekatan budaya, seperti pemberian kain batik sebagai simbol dukungan terhadap kearifan lokal.
“Ini bukan hanya tentang memberikan bantuan, tetapi bagaimana kita menciptakan generasi yang sehat dan berdaya saing. Dengan langkah ini, kita ingin memastikan Sumatera Utara bisa menjadi salah satu provinsi dengan angka stunting terendah di Indonesia,” jelasnya.
Munawar menambahkan bahwa pihaknya optimis target nasional prevalensi stunting sebesar 14% pada tahun 2024 dapat tercapai di Sumatera Utara. Bahkan, dengan kolaborasi lintas sektor dan pelaksanaan program secara efektif, Sumatera Utara diharapkan mampu menjadi model nasional dalam penanganan stunting.
“Dengan intervensi yang berkelanjutan dan melibatkan seluruh pihak, saya yakin pada tahun 2045, kita bisa mewujudkan Indonesia tanpa stunting,” tutup Munawar.
Sementara itu, Wakil Bupati Nias Utara, Yusman Zega, menyampaikan apresiasinya kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) atas kontribusinya dalam mendukung program penanganan stunting di Kabupaten Nias Utara dan wilayah Sumatera Utara pada umumnya.
“Kami dari pemerintah kabupaten sangat berterima kasih kepada Baznas yang telah memberikan perhatian dan bantuan kepada anak-anak yang mengalami stunting. Ke depan, kami berharap mekanisme pendistribusian bantuan ini dapat diatur dengan baik agar tepat sasaran,” ujar Yusman.
Yusman menegaskan bahwa dukungan Baznas sejalan dengan visi dan misi pemerintah dalam menangani permasalahan stunting, khususnya di wilayah-wilayah yang terdampak parah. Ia juga mengaitkan upaya ini dengan visi Presiden yang menekankan pentingnya perhatian terhadap masyarakat miskin dan peningkatan kualitas generasi muda.
“Seperti yang disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Utara, visi Presiden mencakup perhatian terhadap masyarakat miskin, terutama dalam mengatasi stunting. Dengan program seperti ini, kita berharap pada tahun 2045 nanti, Indonesia sudah memiliki generasi emas yang sehat dan berkualitas,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Yusman juga menyampaikan bahwa angka prevalensi stunting di Kabupaten Nias Utara mengalami perubahan signifikan. Namun, ia menggarisbawahi bahwa masih diperlukan kerja sama yang lebih intensif untuk mencapai target nasional.
“Pada tahun 2023, prevalensi stunting di wilayah kita tercatat sekitar 11,9%. Namun, saat ini angka tersebut meningkat menjadi 20,3%. Ini menjadi tantangan besar bagi kita untuk menekan angka stunting dan mencapai target nasional 14% pada tahun 2024,” ungkapnya.
Wakil Ketua I Baznas Sumatera Utara, Drs. H. Musaddad Lubis, M.Ag., menegaskan komitmen Baznas dalam mendukung program penanganan stunting di Sumatera Utara melalui kerja sama lintas sektor.
Musaddad menjelaskan, Baznas tidak hanya berfokus pada distribusi zakat dari umat Muslim, tetapi juga menggalang donasi dari berbagai pihak, termasuk non-Muslim, untuk mendukung program-program kemanusiaan, salah satunya penanganan stunting.
“Penanganan stunting ini melibatkan kerja sama dengan dinas terkait, BKKBN, dan mitra lainnya. Kami mengajak semua pihak, termasuk dunia usaha, untuk bersama-sama membantu agar angka stunting terus menurun dari tahun ke tahun. Kami berharap, suatu saat, angka stunting di Indonesia bisa mencapai nol,” ungkapnya.
Musaddad menekankan bahwa penggunaan dana zakat, infaq, dan donasi yang dihimpun Baznas akan didistribusikan secara merata tanpa memandang latar belakang agama.
“Baznas memiliki program kemanusiaan yang meliputi kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial keagamaan. Donasi yang kami himpun, termasuk dari non-Muslim, akan digunakan secara maksimal untuk menangani isu-isu kemanusiaan seperti stunting. Ini adalah upaya kolektif untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi anak-anak bangsa,” jelasnya. (don)
Tidak ada komentar:
Write Berikan komentar anda