PATIMPUS.COM - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU) menegaskan komitmennya untuk mendukung Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Kota Medan.
Dekan FK UISU, dr. Tri Makmur, SpS, dalam pertemuan TP2TB dalam rangka rencana aksi daerah penanggulangan TB di Kota Medan, Kamis (12/12), menekankan pentingnya peran universitas dalam penelitian dan pengabdian masyarakat guna mempercepat upaya eliminasi TB.
“Universitas tidak hanya menjadi pusat pendidikan, tetapi juga berperan sebagai pusat penelitian dan pengabdian masyarakat yang mampu memberikan dampak nyata dalam penanggulangan TB,” ujar dr. Tri.
FK UISU berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian yang relevan dengan isu TB. Fokus penelitian meliputi pengembangan metode diagnosis yang lebih cepat, efektif, dan terjangkau, serta evaluasi pendekatan pengobatan yang dapat meningkatkan tingkat keberhasilan terapi.
“Tentunya kami akan bermitra dengan lembaga penelitian nasional maupun internasional untuk memastikan hasil penelitian dapat diimplementasikan di lapangan dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” jelas dr. Tri.
Ia menambahkan, penelitian ini juga bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam mencapai target eliminasi TB pada 2030.
Dalam pengabdian masyarakat, FK UISU secara aktif melibatkan mahasiswa dan dosen dalam kegiatan skrining TB.
“Pengabdian masyarakat adalah implementasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami ingin memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang tepat mengenai pencegahan dan pengobatan TB, sekaligus memfasilitasi deteksi dini kasus TB,” ungkap dr. Tri.
Dr. Tri menekankan, bahwa peran FK UISU tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan dan kolaborasi dengan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
“Melalui kerja sama ini, kami berharap program pengabdian masyarakat yang kami jalankan dapat menjangkau lebih banyak orang dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan dan pengobatan TB,” katanya.
Dengan sinergi penelitian dan pengabdian masyarakat, FK UISU berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menurunkan angka insidensi TB di Kota Medan.
“Target eliminasi TB hanya dapat dicapai jika semua pihak terlibat, termasuk institusi pendidikan tinggi seperti kami,” tutup dr. Tri.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, Dr. Pocut, menegaskan komitmen Kota Medan dalam mengeliminasi Tuberkulosis (TB) sebagai bagian dari upaya global dan nasional.
"Cita-cita kita sangat jelas, yaitu mengeliminasi TB di dunia, Indonesia, dan tentu saja di Kota Medan. Langkah-langkah yang akan diambil sudah terarah sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat dan daerah, termasuk Perpres, Kementerian Kesehatan, Kemendagri, serta Kemenaker," ujar Pocut dalam pertemuan TP2TB dalam rangka rencana aksi daerah penanggulangan TB di Kota Medan, Kamis (12/12/2024).
Dr. Pocut mengingatkan pentingnya keterlibatan seluruh sektor dalam upaya eliminasi TB, dengan menekankan bahwa slogan "TB is everybody's business" harus diimplementasikan secara nyata. "Jika masih ada sektor yang merasa tidak terlibat, eliminasi TB akan sulit tercapai. Oleh karena itu, semua elemen masyarakat harus berkontribusi dalam upaya ini," tambahnya.
Dinas Kesehatan Kota Medan sangat mengapresiasi dukungan berbagai pihak dalam penanggulangan TB, termasuk sektor swasta dan masyarakat. Menurut Dr. Pocut, meskipun anggaran terbatas, dukungan eksternal sangat membantu mempercepat penanggulangan penyakit ini.
Ia juga menjelaskan bahwa melalui tim percepatan penanggulangan TB yang telah terbentuk, seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan lebih terstruktur dan terkoordinasi.
Selain itu, Dr. Pocut juga menyampaikan bahwa upaya pemerintah pusat dalam menangani TB terus berjalan, dengan program utama yang menjadi prioritas dalam 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo. "Program utama yang harus diwujudkan termasuk pemeriksaan kesehatan gratis, penanggulangan TB, dan pembangunan berkualitas di daerah," katanya.
Kota Medan, menurut Dr. Pocut, memiliki potensi besar dalam mendukung upaya eliminasi TB. "Medan memiliki SDM yang mumpuni, infrastruktur yang memadai, serta sistem yang mendukung. Kami yakin dengan dukungan masyarakat dan berbagai sektor, eliminasi TB di Medan akan terwujud," ujarnya.
Dalam laporan terkini, Dr. Pocut mengungkapkan bahwa tingkat prevalensi TB di Kota Medan mulai menunjukkan penurunan yang signifikan. Angka kematian akibat TB pada 2023 diharapkan dapat diturunkan menjadi 6 per 100.000 penduduk, dan cakupan pengobatan kini mencapai lebih dari 90%. Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa penemuan kasus baru masih perlu ditingkatkan, dan peran serta masyarakat dalam pencegahan sangat penting.
Medan juga telah memulai pengobatan TB Resisten Obat, yang sebelumnya hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit Programmatic Management of Drug Resistance Tuberculosis (PMDT), namuj kini sudah bisa dilaksanakan di Puskesmas. Saat ini ada 5 puskesmas inisiasi TB RO di Kota Medan. "Kami berusaha untuk mempermudah akses pengobatan bagi masyarakat, agar pengobatan TB dapat dijalankan dengan baik," ujarnya.
Keberhasilan pengobatan TB masih menjadi tantangan besar, terutama dalam hal keterlibatan pasien dan dukungan pengobatan jangka panjang. "Kami berusaha untuk mengejar target pengobatan yang lebih baik, meskipun ini adalah proses yang panjang," jelas Dr. Pocut.
Di sisi lain, Dr. Pocut juga mengapresiasi peran serta sektor swasta dalam penanggulangan TB di Medan. "Di tahun 2024, rumah sakit swasta telah berperan penting dalam penanganan TB, dengan proporsi mencapai 61%. Namun, kualitas diagnosa dan pengobatan harus terus ditingkatkan," ujarnya.
Sebagai langkah ke depan, Pemerintah Kota Medan sedang menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk percepatan penanggulangan TB, yang akan dipantau secara berkala.
"Kami berharap rencana ini dapat meningkatkan efisiensi penanggulangan TB di kota Medan, dengan melibatkan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta," tutup Dr. Pocut. (don)
Tidak ada komentar:
Write Berikan komentar anda