PATIMPUS.COM - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) mewakili Sumatera Utara KH Muhammad Nuh melakukan kunjungan berkeliling Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) dan Labuhan Batu Utara (Labura).
Dalam lawatannya, M Nuh sapaan Akrab KH Muhammad Nuh memanfaatkan untuk silaturahim dan bertemu dengan puluhan Pimpinan Pesantren di Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal, Senin (18/12).
Dalam pengantarnya, Muhammad Nuh yang pernah mondok di Pesantren Ath-Thoyibah, Labuhan Batu dan juga nyantri serta mengajar di salah satu pesantren di Pasuruan, Jawa Timur, menyampaikan rasa hormat dan bangganya dengan dunia pesantren.
M Nuh menjelaskan dalam buku Api Sejarah karangan Prof. Ahmad Mansur Suryanegara seorang pakar sejarah menyebutkan bahwa peran para Kyai dan Santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sangat nyata.
M Nuh yang juga masuk dalam jajaran Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Sumatera Utara (Sumut) menuturkan lebih lanjut, bahwa di awal kemerdekaan Bung Karno merasa khawatir bahwa kemerdekaan Indonesia akan terancam karena kembalinya kaum penjajah.
"Beliau (Bung Karno) sowan ke Hadhratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari rahimahullah, memohon nasehat dan dukungan. Kyai Hasyim mengumpulkan Ulama se-Jawa dan Madura, bermudzakarah dan musyawarah pada tanggal 22 Oktober 1945, dan dikeluarkanlah Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar Nahdlatul Ulama," sambung M Nuh.
Sebagai penghormatan negara atas peran santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Sebab, lanjut M Nuh menurut Dr Hidayat Nurwahid, selaku Ketua MPR RI (2004-2009) Resolusi Jihad Kyai Hasyim Asy'ari berpengaruh besar menggerakkan para pemuda Surabaya di bawah komando Bung Tomo pada 10 November 1945 yang kemudian ditetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Dalam dialog silaturahim yang penuh kekeluargaan para Kyai dan Pimpinan Pondok, M Nuh sebagai Anggota DPD RI mendengarkan aspirasi masukan terkait perkembangan pesantren yang ada di Sumatera Utara khususnya di wilayah Tabagsel.
Sementara itu, Pimpinan Pesantren Darul Mursyid Sipirok, Tapsel yang turut hadir pada pertemuan itu menyampaikan adanya forum pesantren-pesantren di Tabagsel yang berusaha mengembangkan ekonomi pesantren untuk mewujudkan kemandirian pesantren.
M Nuh yang juga merupakan Pembina Pesantren Al-Uswah, Kuala, Langkat, mengapresiasi upaya pengembangan ekonomi dalam mewujudkan kemandirian tersebut.
"Kini pesantren-pesantren tidak sedikit yang mengembangkan potensi ekonominya. Di antaranya Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Jawa Timur," sebut M. Nuh yang juga Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPD RI pada pemilu 2024 mendatang.
Diakhir pertemuan itu, para Kyai Pimpinan Pesantren merasa senang berdialog dengan M Nuh selaku Anggota DPD RI asal Sumatera Utara yang berlatar belakang santri.
"Mudah-mudahan pada Pemilu 14 Februari 2024, terpilih Presiden dan Wakil Presiden yang punya latar belakang dunia pesantren dan punya perhatian besar pada pendidikan pesantren," harap salah satu hadirin yang langsung di Aamiinkan. (Son)
Tidak ada komentar:
Write Berikan komentar anda