PATIMPUS.COM - Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan MKes mengatakan, pemerintah pusat belum melakukan penyebaran nyamuk Wolbachia di wilayah Provinsi Sumut.
“Belum. Masih ujicoba di beberapa tempat. Di Sumut, belum,” kata dr Alwi Mujahit Hasibuan MKes ketika dikonfirmasi wartawan, di Medan, Selasa (28/11).
Menurutnya, penyebaran nyamuk Wolbachia masih terkonsentrasi di beberapa wilayah di Indonesia. “Sebagai pilot project, dilaksanakan di lima kota yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontang,” ungkapnya.
Seperti diketahui, program pemerintah terkait penyebaran nyamuk Wolbachia untuk penanganan demam berdarah dengue (DBD) sempat menjadi polemik di beberapa daerah, dan membuat masyarakat khawatir akan dampaknya.
Wolbachia merupakan bakteri alami di serangga dan sekitar 6 dari 10 jenis serangga di dunia termasuk kupu-kupu, lalat buah dan lebah.
Penelitian di Yogyakarta yang dilakukan pada tahun 2012 di lima dusun yang meliputi area residensi dan area agrikultur di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa Wolbachia pipientis ditemukan pada 44.9% serangga seperti kupu-kupu, ngengat, nyamuk dan lalat.
Bakteri Wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata yang lain dan tidak menyebabkan manusia atau hewan menjadi sakit. Wolbachia merupakan endosimbion obligat, yang hanya bisa hidup di dalam sel organisme hidup lain.
Menurutnya, Wolbachia dalam tubuh nyamuk aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kapasitas nyamuk tersebut sebagai vektor dengue.
Mekanisme kerja yang utama adalah melalui kompetisi makanan antara virus dan bakteri, dengan sedikitnya makanan yang bisa menghidupi virus, maka virus tidak dapat berkembang biak. (don)
Tidak ada komentar:
Write Berikan komentar anda