PATIMPUS.COM - Kabupaten/Kota Sehat (KKS) dan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) merupakan 2 program branding yang dilakukan pemerintah pusat sebagai bentuk apresiasi kepada pemerintah daerah.
Dua program branding itu, terdapat irisan aktivitas yang dapat menjadi point bagi Pemerintah Daerah dalam mencapai predikat KKS dan KLA.
Dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional 2022 dan sebagai bentuk partisipasi dari kelompok masyarakat dalam mendorong terciptanya lingkungan yang lebih baik untuk anak tumbuh dan berkembang. Yayasan Pusaka Indonesia bekerjasama dengan Forum Warga Kota (FAKTA) Indonesia berkolaborasi menyelenggarakan seminar nasional dengan tema ; “Memaksimalkan Konsep Kota/Kabupaten Sehat dan Kota Layak Anak dalam Upaya Menciptakan generasi emas di Indonesia,”
Seminar yang berlangsung secara hybrit menghadirkan 4 narasumber sebagai pemantik jalannya diskusi, yakni R. Budiono Subambang, ST., MPM. Direktur SUPD III Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri; Dra. Cucu Cakrawati Kosum M.Kes Jetua Tim Kerja Penyehatan Udara, Tanah dan Kawasan, Kementrian Kesehatan; Sri Prihartini L. Wijayanti SH.MH,Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Hak anak , Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; dan Shoim Sahryati Ketua Yayasan Kepedulian untuk Anak (Kakak) Surakarta.
Dalam sambutannya Ketua badan Pengurus Yayasan Pusaka Indonesia Kristina Perangin-angin SE mengharapkan seminar ini bisa memberikan kontribusi bagi semua pihak hingga bisa melahirkan kebijakan yang lebih baik bagi perlindungan anak.
“Kita sepakat tidak ada kabupaten sehat tanpa memberi perlindungan anak. Alangkah penting seminar ini. Semoga bisa memberikan warna dalam memberi kebijakan nantinya,” ujar Kristina.
Wakil Ketua Fakta Tubagus menambakan seminar ini harapannya bisa melahirkan regulasi yang baik sehingga bisa mewujudkan generasi emas. Dengan memaksimalkan 2 brendit ini bisa menjadikan Indonesia emas.
“Meskipun kita tahu target generasi sehat 2045 masih lama, namun jika tidak dimulai dari sekarang, jangan sampai 2045 nanti, generasi emas menjadi generasi cemas. KKS dan KLA harus juga melahirkan inisiator kota layak anak dan kota kabupaten Sehat,” tambah Tubagus.
Dalam diskusi yang belangsung, terungkap bahwa dalam KKS dan KLA terdapat indicator yang sangat berpengaruh bagi penilaian KKS dan KLA diantaranya adalah indicator yang berpengaruh pada perlindungan bagi kesehatan anak, adanya kawasan tanpa rokok, aturan penjualan rokok dan iklan rokok.
Menarikanya lagi dalam pemaparan yang disampaikan oleh yayasan Kakak, peran serta masyarakat di Surakarta dalam mewujudkan Kota Sehat sudah dilakukan seperti adanya kampong bebas asap rokok dan partisipasi masyarakat dalam membersihkan iklan rokok.
Dra. Cucu Cakrawati Kosum dari Kementrian Kesehatan mengakui, sosialisasi penyelenggaraan KKS dan KLA masih kurang, ia berharap melalui forum-forum dan partisipasi masyarakat bisa dilakukan.
Sementara itu, Sri Prihartini L. Wijayanti SH.MH mengatakan bagi daerah yang ingin mendapatkan brending city baik KKS maupun KLA penting melaksanakan indicator.
“Daerah yang melaksanakan indicator tersebut akan menambah poin, seperti daerah yang memiliki perda Kawasan Tanpa Rokok dan memiliki ketaatan dalam pelaksanaannya akan menambah poin dalam penilaian KKS mapun KLA,” ujarnya.
Dipenghujung acara disampaikan, bahwa Daerah yang melaksanakan program KKS dan KLA, baik yang mendapat penghargaan akan menjadi daerah yang lebih baik dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat. Brending KKS dan KLA harus didukung oleh Kepala daerah yang peduli dan didukung oleh partisipasi masyarakatnya. Dan pentingnya sinergisitas antara pusat dan daerah sehingga melahirkan regulasi yang saling mendukung terwujudkan hak anak. (rel)
Tidak ada komentar:
Write Berikan komentar anda