PATIMPUS.COM - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan menggelar Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) selama 3 hari yang berlangsung di ruang rapat II di rumah sakit milik Pemko Medan mulai Senin 14-16 Maret 2022.
Acara dibuka oleh Direktur RSUD Dr Pirngadi Medan, dr Syamsul Arifin Nasution Spog (k) didampingi oleh Plh Wadir SDM dan Pendidikan, dr Rudi Mahruzar Lubis.
Disampaikan Plh Wadir SDM dan Pendidikan, dr Rudi Mahruzar Lubis, adapun tujuan dilakukan pelatihan ini agar semua orang yang terlibat di rumah sakit dapat melakukan pertolongan bagi orang yang kehilangan kesadaran atau pingsan.
"Pelatihan BHD ini untuk penatalaksanaan untuk menolong orang yang tidak sadar untuk menghindari kerusakan otak atau kematian. Sehingga orang yang bisa melakukan tindakan ini adalah yang sudah terlatih," ucapnya pada Selasa (15/3).
Sebutnya ada pun peserta pelatihan BHD ini diwakili hampir seluruh unit yang ada dirumah sakit itu yang diperkirakan sekitar 180 orang yang dibagi dalam 3 kelompok.
Bukan hanya diikuti oleh perawat namun juga security, cleaning service, farmasi, radiologi, patologi klinik, dan semua yang ada terlibat di Pirngadi.
"Pelatihan ini digelar dengan harapan semua mengetahui secara tim untuk pengelolaan atau manajemen BHD ini. Karena kita tidak tau orang yang pingsan ditemukan oleh siapa. Jadi jika ditemukan misalnya oleh security, ia sudah bisa melakukan pertolongan karena sudah dilatih melakukan BHD," ucap Rudi Mahruzar Lubis.
Narasumber Pelatihan BHD, dr Ade Fitriani Siregar, SpAn yang juga dokter spesialis anestesi di SMF Anestesi dan terapi intensif RSUD dr Pirngadi Medan menjelaskan bahwa pelatihan ini sangat penting dilakukan. Buat siapa saja apalagi orang yang terlibat di rumah sakit.
Point penting yang disampaikannya adalah Resusitasi jantung, resusitasi paru pada pasien pasien yang tidak sadar. Dimana BHD ini diterapkan pada pasien yang tidak sadar baik di rumah sakit ataupun di tempat- tempat lain seperti pasar.
"BHD harus dikerjakan pada pasien yang tidak sadar misalnya ada yang pingsan atau jatuh ditempat umum jadi sebagai orang yang terdekat harus menolong. Oleh karena itu BHD ini sebenarnya bukan dikhususkan untuk tenaga kesehatan namun semua orang harus tau agar dapat menangani orang yang tiba tiba tidak sadar. Apalagi orang yang terlibat di area rumah sakit ditegaskan harus tau melakukan tindakan BHD ini. Bukan saja perawat, namun mulai cleaning service, supir ambulan, security atau semua yang terlibat di rs jadi dimanapun pasien tidak sadar karena BHD ini sangat penting untuk mengembalikan fungsi fungsi jantung pasien," ujarnya.
Katanya lagi, hal fatal jika pasien tidak sadar terlambat mendapat penanganan misalnya jika dalam 3 sampai 4 menit pasien tidak mendapatkan oksigen maka otaknya akan rusak untuk selamanya. Jadi penanganan yang cepat itu pada pasien pingsan akan menentukan keberhasilannya," tegasnya.
dr Ade Fitriani Siregar mengatakan para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan apalagi ia mengajak praktek langsung dengan menggunakan boneka peraga. Katanya awalnya ada yang kesulitan namun setelah mengikuti pelatihan langsung para peserta dengan mudah mempraktekkan BHD tersebut.
"Hal yang harus dilakukan pada BHD ini yaitu membebaskan jalan nafas, memberikan konprensi pada jantung. Biasanya jika cepat penanganannya dengan BHD ini pasien akan berhasil diselamatkan," tandasnya.
Sementara itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit bersejarah di Kota Medan itu. (don)
Tidak ada komentar:
Write Berikan komentar anda