PATIMPUS.COM - Dewan Keamanan PBB mendesak segera dibentuknya pemerintahan baru di Afghanistan yang dikuasai oleh Taliban, pada Minggu (15/8/2021).
Dikutip dari reuters, DK PBB Senin (16/8/2021) menggelar rapat mendesak adanya pemerintahan baru di Afghanistan yang bersatu, inklusif dan representatif, termasuk dengan partisipasi penuh, setara, dan berarti dari kaum perempuan.
Badan yang beranggotakan 15 orang itu juga menyerukan agar permusuhan dan pelanggaran hak asasi manusia di Afghanistan segera diakhiri. Adapun agar semua pihak mengizinkan akses kemanusiaan segera, aman dan tanpa hambatan.
“Kami menyerukan segera diakhirinya kekerasan, pemulihan keamanan, ketertiban sipil dan konstitusional (di Afghanistan). Kami dewan, menunjukkan keprihatinan mendalam tentang pelanggaran serius di negara hukum humaniter dan pelanggaran hak asasi manusia itu,” kata Deputi Duta Besar Estonia untuk PBB, Andre Lipart.
“Semua pihak harus memberikan akses kemanusiaan segera, aman dan tanpa hambatan dan mendukung pekerjaan UNAMA (Misi Bantuan PBB di Afghanistan),” imbuh dia.
Sebelumnya, Sekjen PBB Antonio Guterres telah mendesak Dewan Keamanan tersebut untuk mengerahkan segala cara untuk menekan ancaman teroris global dari Afghanistan, serta menjamin penghormatan terhadap hak asasi manusia.
"Kami tidak bisa dan tidak boleh meninggalkan rakyat Afghanistan," kata Guterres.
Dewan Keamanan ikut menekankan pentingnya memerangi terorisme di Afghanistan, untuk memastikan negara-negara lain tidak terancam atau diserang.
Mereka menegaskan baik Taliban maupun kelompok atau individu Afghanistan lainnya tidak boleh mendukung teroris yang beroperasi di wilayah negara lain mana pun.
Taliban memasuki ibu kota Kabul pada Minggu (15/8/2021), disusul Presiden Ashraf Ghani yang meninggalkan Afghanistan. Kembalinya kekuasaan Taliban terjadi ketika AS dan pasukan asing lainnya meninggalkan negara itu setelah dua dekade.
Ini adalah puncak dari serangan cepat militan Islam untuk merebut kembali negara itu dalam 20 tahun usai mereka digulingkan oleh invasi pimpinan AS.
Sementara itu, kini sejumlah kericuhan tengah terjadi karena orang-orang berusaha meninggalkan Afghanistan dan melarikan diri dari kelompok Taliban.
Tidak ada komentar:
Write Berikan komentar anda