PATIMPUS.COM - Terkait dengan adanya pernyataan Wakil Ketua DPRD Medan Ikhwan Ritonga di beberapa media yang menyebut meja kerja anggota dewan tak berkualitas seperti warung kopi menuai kritik pedas.
Pasalnya, banyak warung kopi dan rata-rata berkelas menjadi tempat kongkow para pejabat di Medan.
Seperti yang disampaikan Ketua Umum DPP LSM Gertak Hendra P Hutagalung kepada wartwan, Selasa (12/1) sore di ruang kerjanya.
Seharusnya, lanjutnya, Ikhwan selaku anggota DPRD Medan tidak mengeluarkan stetment seperti itu, yang mendiskreditkan warung kopi. Apalagi perangkat warung kopi itu seperti meja dan kursi tidak semuanya murah. Bahkan ada yang sampai bernilai jutaan rupiah.
"Memangnya meja kerja anggota dewan itu harus seperti apa? Apa harus menyerupai singgasana raja atau terbuat dari emas?" tanya Hendra.
Kalau memang pengadaannya sudah sesuai, untuk apalagi diributi.
"Ini sampai pula membawa-bawa kualitasnya seperti di warung kopi. Perlu diingat, bahwa warung kopi itu kebanyakan adalah usaha rakyat kecil dan menengah. Mereka bahkan sampai berdarah-berdarah demi memulai usaha itu," jelas Hendra.
Kemudian sambung Hendra, apalagi di zaman pandemi begini, sebaiknya para anggota dewan sadar diri. Jangan lagi bermewah-mewah. Banyak masyarakat jadi korban PHK, usaha yang gulung tikar serta makan tak makan akibat pandemi.
'Kalaulah pak Ikhwan berpikir sampai ke sana mungkin itu lain cerita. Terus terang... Kita juga gerah dengan kelakuan anggota dewan. Tapi masyarakat kecil mau bagaimana lagi," cecar Hendra.
Jadi sebaiknya Ikhwan Ritonga harus berpikir dulu sebelum mengeluarkan statement yang bisa menyakiti masyarakat banyak, terutama pemilik usaha UMKM. Tidak hanya warung kopi saja tapi ke yang lain lain. Kita juga tau sama tau... Kalau pejabat juga kongkownya di warung kopi, meski beda kelas. Tapi tetap saja namanya ngopi, tandas Hendra.
Senada dengan hal di atas, Donna selaku owner Cafe Syahdan di Jalan Sentosa Baru juga mengkritik stetement Ikhwan Ritonga kemarin.
"Saya sebagai pemilik usaha warung kopi sangat merasa tersinggung dengan pernyataan anggota dewan itu. Bukan main, di tengah wabah pandemi di Indonesia, keuangan sulit, usaha banyak hancur tapi malah mau mendiskriditkan usaha kecil dan menengah.
"Wahai anggota dewan, maunya kalian itu meja kursi di kantor kalian itu bagaimana? Ingat itu belinya pakai uang rakyat. Sederhana saja lebih baik di masa sekarang ini. Kalau saya lihat gambarnya meja kursi untuk anggota dewan itu sudah bagus..., Jadi mau bagaimana lagi bentuknya. Kami saja yang memulai usaha warung kopi pun terkadang harus meminjam ke bank dan kiri kanan. Ah...ada ada saja anggota dewan medan nih," kata Donna.
Di lokasi terpisah, Riswan salah seorang pengunjung setia warung kopi uga sangat menyayangkan kritik dari Ikhwan yang mendiskriditkan warung kopi.
"Harusnya janganlah seperti itu. Masih banyak yang bisa dijadikan contoh. Cobalah kalau disinggung tempat ngopi star***, tentunya yang bersangkutan akan tersinggung. Kita minta anggota DPRD lebih bijak dalam mengeluarkan stetement," tandas Riswan. (don)
Tidak ada komentar:
Write Berikan komentar anda